Beberapa Macam Motif Batik dan Filosofinya
Ini sebenernya file dari tugas Mata Kuliah
Batik, yakni membuat kamus batik. Daripada cuma disimpan sendiri, mending saya
posting dan bagikan. Siapa tau ada yang tertarik mendalami ilmu ke-Batik-kan.
Pendahuluan
Batik kini menjadi sebuah ikon baru dalam dunia
Fashion tanah air, terutama setelah diakuinya Batik oleh UNESCO sebagai salah
satu warisan budaya yang perlu dilestarikan.
Dampak dari pengakuan tersebut sungguh luar
biasa. Kini Batik bukan hanya busana untuk acara formal, banyak yang memakai
Batik sebagai busana casual, terutama untuk Batik bermotif kontemporer.
Tapi, sebagai bangsa yang mewarisi Batik dari
nenek moyang, tidak ada salahnya untuk mengetahui asal-usul Batik dan
motif-motif Batik Tradisional beserta filosofi-filosofi yang terkandung di
dalamnya. Sesungguhnya, makna dari selembar kain Batik tersebut lebih berharga
daripada busana yang terbuat dari kain Batik karena merupakan identitas asli
bangsa Indonesia.
Berikut beberapa motif batik beserta
filosofinya:
Motif Batik Truntum
|
Kegunaan : Dipakai saat pernikahan
Ciri Khas : Kerokan Makna Filosofi : Truntum artinya menuntun, diharapkan orang tua bisa menuntun calon pengantin. Daerah: Jogja |
Motif Batik Tambal
|
Zat Pewarna: Soga Alam
Digunakan : Sebagai Kain Panjang Unsur Motif : Ceplok, Parang, Meru dll Ciri Khas : Kerokan Makna Filosofi : Ada kepercayaan bila orang sakit menggunakan kain ini sebagai selimut, sakitnya cepat sembuh, karena tambal artinya menambah semangat baru Daerah: Jogja |
Motif Batik Pamiluto
|
Zat Warna : Soga Alam
Kegunaan : Sebagai kain panjang saat pertunangan Unsur Motif : Parang, Ceplok, Truntum dan lainnya Filosofi : Pamiluto berasal dari kata “pulut”, berarti perekat, dalam bahasa Jawa bisa artinya kepilut [tertarik]. Daerah: Jogja |
Motif Bledak Sidoluhur
|
Kegunaan : Upacara Mitoni ( Upacara Masa 7 Bulan bagi Pengantin Putri saat hamil pertama kali)
Filosofi : Yang menggunakan selalu dalam keadaan gembira.
Daerah: Jogja |
Motif Sido Wirasat
|
Nama motif : Sido Wirasat
Daerah : Jenis Batik : Dikenakan : Orang tua temanten Makna : Orang tua memberi nasehat |
Motif Wahyu Tumurun
|
Nama motif : Wahyu Tumurun
Daerah : Pura Mangkunegaran Jenis Batik : Batik Kraton |
Motif Cakar Ayam
|
Kegunaan : Upacara Mitoni, Untuk Orang Tua Pengantin pada saat Upacara Tarub, siraman.
Filosofi : Cakar ayam melambangkan agar setelah berumah tangga sampai keturunannya nanti dapat mencari nafkah sendiri atau hidup mandiri.
|
Motif Cuwiri
|
Kegunaan : Mitoni, menggendong bayi
Filosofi : Cuwiri= bersifat kecil-kecil, Pemakai kelihatan pantas/ harmonis.
|
Motif Grageh Waluh
|
Kegunaan : Harian (bebas)
Filosofi : Orang yang memakai akan selalu mempunyai cita-cita atau tujuan tentang sesuatu.
|
Motif Grompol
|
Kegunaan : Dipakai oleh Ibu mempelai puteri pada saat siraman
Filosofi : Grompol, berarti berkumpul atau bersatu, dengan memakai kain ini diharapkan berkumpulnya segala sesuatu yang baik-baik, seperti rezeki, keturunan, kebahagiaan hidup, dll.
|
Motif Kasatrian
|
Kegunaan : Dipakai pengiring waktu upacara kirab pengantin
Filosofi : Si pemakai agar kelihatan gagah dan memiliki sifat ksatria.
|
Kegunaan : Dikenakan di kalangan kerajaan
Filosofi : Motif ini melambangkan harapan agar manusia selalu ingat akan asal-usulnya, juga melambangkan empat penjuru dan melambangkan bahwa hati nurani sebagai pusat pengendali nafsu-nafsu yang ada pada diri manusia sehingga ada keseimbangan dalam perilaku kehidupan manusia.
|
|
Filosofi: Dalam faham Taoisme, bentuk awan melambangkan dunia atas atau dunia luas, bebas dan mempunyai makna transidental (Ketuhanan).
Daerah: Cirebon
|
Motif Bango Tulak ( Bangun Tulak)
|
Filosofi: Bango-tulak diambil dari nama seekor burung yang mempunyai warna hitam dan putih yaitu tulak. Warna hitam diartikan sebagai lambang kekal (Jawa: langgeng), sedang warna putih sebagai lambang hidup (sinar kehidupan), dengan demikian hitam-putih melambangkan hidup kekal.
Daerah ; Yogyakarta
|
Motif Gurda
(Garuda) |
Filosofi: Kata gurda berasal dari kata garuda, yaitu nama sejenis burung besar yang menurut pandangan hidup orang Jawa khususnya Yogyakarta mempunyai kedudukan yang sangat penting. Menurut orang Yogyakarta burung ini dianggap sebagai binatang yang suci.
Daerah: Yogyakarta
|
|
Filosofi: Meru berasal dari kata Mahameru, yaitu nama sebuah gunung yang dianggap sakral karena menjadi tempat tinggal atau singgasana bagi Tri Murti yaitu Sang Hyang Wisnu, Sang Hyang Brahma dan Sang Hyang Siwa. Sebagai simbol harapan agar mendapatkan berkah dari Tri Murti.
|
Kegunaan : Berbusana, menghadiri pesta
Filosofi : Curigo = keris, kepet = isis
Si pemakai memiliki kecerdasan, kewibawaan serta ketenangan.
| |
Motif Parang Kusumo
|
Kegunaan : Berbusana pria dan wanita
Filosofi : Parang Kusumo = Bangsawan
Mangkoro = Mahkota
Pemakai mendapatkan kedudukan, keluhuran dan dijauhkan dari marabahaya.
|
Motif Kawung
|
Zat Pewarna: Naphtol
Kegunaan : Sebagai Kain Panjang Unsur Motif : Geometris Makna Filosofi : Biasa dipakai raja dan keluarganya sebagai lambang keperkasaan Daerah: Yogyakarta |
Motif Sidoluhur
|
Daerah : Kraton Surakarta
Jenis Batik : Batik Kraton Dikenakan : Temanten Putri (malam pengantin) Makna : Dua jiwa menjadi satu |
Motif Sidoasih
|
Daerah : Kraton Surakarta
Jenis Batik : Batik Kraton Dikenakan : Temanten Putri (malam pengantin) Makna : Dua jiwa menjadi satu |
Motif Bondet
|
Daerah : Kraton Surakarta
Jenis Batik : Batik Kraton Dikenakan : Temanten Putri (malam pengantin) Makna : Dua jiwa menjadi satu |
Motif Sekar jagad
|
Jenis Batik : Batik Petani
Dikenakan : Orang Tua Temanten Makna : Hatinya gembira semarak |
Motif Sidomulyo
|
Daerah : Banyumas
Jenis Batik : Batik pengaruh Kraton Dikenakan : Temanten Pria atau putri Makna : Bahagia, rejeki melimpah |
Motif Semen Rante
|
Daerah : Surakarta
Jenis Batik : Batik Petani Dikenakan : Utusan Makna : Panah mengena dan diikat |
Batik Sidomukti
|
Daerah : Surakarta
Jenis Batik : Batik Petani Dikenakan : Temanten Putra/Putri (Resepsi /Pahargan) Makna : Bahagia, berkecukupan |
Diatas hanyalah
beberapa motif Batik yang ada, dan perlu kita ketahui, kini sudah 2500 motif
Batik yang dipatenkan. Namun berhubung sedikitnya informasi yang dapat saya
peroleh, jadi cuma bisa memposting beberapa aja. B
Semoga bermanfaat,
maaf kalau salah-salah.
Sumber:
http://batik.unpad.ac.id/