Pages

Monday, June 30, 2014

MAKALAH PHBS - PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

MAKALAH  PHBS
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

1.1 Latar Belakang
Tidak jarang istilah PHBS terdengar di masyarakat. Jika dilihat dari kepanjangannya yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita langsung mengetahui apa itu PHBS, singkat kata mengenai perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhi kesehatannya. Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS, mulai dari Diare, DBD, flu burung, atau pun flu babi yang akhir-akhir ini marak. Salah satu faktor yang mendukung PHBS adalah kesehatan lingkungan. Dua istilah penting dalam kesehatan lingkungan yang harus dipahami dan diinterpretasikan sama oleh seluruh tenaga kesehatan yang terlibat agar kegiatan yang dilakukan dapat berhasil dengan baik. Lingkungan diartikan sebagai akumulasi dari kondisi fisik, social, budaya, ekonomi dan politik yang memengaruhi kehidupan dari komunitas tersebut. Sedangkan kesehatan dari suatu komunitas bergantung pada integritas lingkungan fisik, nilai kemanusiaan dalam hubungan social, ketersediaan sumber yang diperlukan dalam mempertahankan hidup dan penaggulangan penyakit, mengatasi gangguan kesehatan secara wajar, pekerjaan dan pendidikan yang dapat tercapai, pelestarian kebudayaan dan toleransi terhadap perbedaan jenis, akses dari garis keturunan serta rasa ingin berkuasa dan memiliki harapan.
Kesehatan lingkungan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pelaksanaan perawatan komunitas. Maka guna tercapainya keberhasilan intervensi perawatan komunitas perlu adanya pembahasan khusus mengenai PHBS kesehatan lingkungan.

1.2 Tujuan
1.      Mengetahui pengertian dan komponen lingkungan
2.      Mengetahui pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
3.      Mengetahui pengertian kesehatan lingkungan
4.      Mengetahui permasalahan kesehatan lingkungan di negara berkembang
5.      Mengetahui kegiatan tenaga kesehatan guna mengatasi permasalahan kesehatan lingkungan



2.1 LINGKUNGAN
Pengertian lingkungan berbeda-beda menurut disiplin berbagai disiplin ilmu. Menurut ahli cuaca dan iklim lingkungan berarti atmosfer, ahli sedangkan menurut ahli teknologi lingkungan, maka lingkungan berarti atmosfer dengan ruangannya. Ahli ekologi berpendapat bahwa lingkungan sama artinya dengan habitat hewan dan tumbuhan.
Menurut Haryoto K. (1985), lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar manusia. Secara lebnih rinci, lingkungan dibagi menjadi beberapa komponen yaitu sebagai berikut :
1.      Lingkungan fisik, meliputi tanah, air, dan udara serta hasil interaksi diantara factor – factor tersebut.
2.      Lingkungan Biologi, yang termasuk ke dalam lingkungan ini adalah semua organisme hidup seperti binatang dan tumbuh – tumbuhan, serta mikroorganisme lain.
3.      Lingkungan sosial. Lingkungan social dimaksud adalah semua interaksi antara manusia, yang meliputi factor budaya, ekonomi, dan psiko-sosial.

2.2 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992)
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Indikator Kesehatan
a. Indikator Positif
         Status Gizi
         Tingkat Pendapatan
b. Indikator Negatif
         Mortalitas (Angka Kematian)
         Morbiditas (Angka Kesakitan)

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan (Simons-Morton et al.,1995). Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005).
Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh
a.       NILAI
b.      SIKAP
c.       PENDIDIKAN/PENGETAHUAN

PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang Gizi: makan beraneka ragam makanan, minum Tablet Tambah Darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan.

2.3 KESEHATAN LINGKUNGAN
2.3.1 Pengertian Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula (Notoatmodjo S.,2003)
Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan yang berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan manusia (Walter R. L)
Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada diantara manusia dan lingkungannya agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia (World Health Organization Expert Commite)
Kesehatan lingkungan adalah ilmu yang mempelajari hubungan interaktif antara komunitas dengan perubahan yang memiliki potensi bahaya/menimbulkan gangguan kesehatan/penyakit, serta mencari upaya penanggulangannya (Susanna D. Dkk).

2.3.2 Komponen PHBS kesehatan lingkungan
1.      PHBS Rumah Tangga
2.      PHBS di Sekolah
3.      PHBS di Tempat Kerja
4.      PHBS di Tempat-tempat Umum
5.      PHBS di Institusi Kesehatan

2.3.3 Indikator PHBS kesehatan lingkungan
a. Perumahan bersih dan sehat
Rumah merupakan salah satu persyaratan bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu sebagian besar waktu kehidupan manusia dihabiskan di rumah. Persyaratan rumah sehat menjadi sangat penting. Beberapa faktor-faktor yang ikut berpengaruh dalam pembangunan rumah antara lain adalah sebagian berikut:
1.      Faktor lingkungan
2.      Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
3.      Tekhnologi yang dimiliki masyarakat
4.      Kebijakan pemerintah

b. Penyediaan air bersih
Air merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Didalam tubuh manusia sendiri, sebagaian besar terdiri dari air. Pada orang dewasa mengandung air sekitar 55-60%,,anak-anak sekitar 65% dan pada bayi 80%. Menurut WHO, di negara maju, tiap orang memerlukan air sekitar 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara berkembang seperti Indonesia, tiap orang memerlukan air sekitar 30-60 liter per hari.

c. Pembuangan kotoran manusia (Tinja)
Permasalahan pembuangan kotoran manusia (tinja) semakin meningkat dengan adanya pertambahan penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman. Ditinjau dari segi ilmu kesehatan masyarakat, masalah pembuangan tinja merupakan yang urgen untuk diatasi, karena tinja dapat menyebabkan penyakit, antara lain typoid, disentri, kolera dll.

d. Penanganan sampah
Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah tersebut dapat hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit(bakteri patogen). Selain itu tempat bersarangnya berbagai serangga sebagai penyebar penyakit(vektor). Oleh karena itu sampah harus dikelola dengan baik sehingga tidak berdampak buruk pada masyarakat.

e. Penanganan air limbah
Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya. Pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Secara garis besar, air limbah dapat dibagi menjadi:
         Domestic wastes water ( berasal rumah tangga)
         Industrial wastes water (berasal dari industri)
         Municipal waste water (berasal dari Kotapraja)

2.3.4 Kegiatan PHBS Kesehatan Lingkungan
Kegiatan yang dilakukan tenaga kesehatan menurut Occupational Health and Safety Administration (OSHA) dan Nuclear Regulation Commision (NRC) adalah:

1.      Pembuatan standar kualitas air dan udara
2.      Pemeriksaan dan pemantauan kesehatan
3.      Evaluasi terhadap bahaya lingkungan
4.      Penerimaan informasi tentang kesehatan yang terkait dengan lingkungan
5.      Penyaringan terhadap bahan-bahan kimia baru
6.      Pemeliharaan data dasar
7.      Menetapkan, mengevaluasi dan mengusahakan agar peraturan-peraturan yang telah dibuat dapat ditepati.


Adapun kegiatan – kegiatan PHBS kesehatan lingkungan di setiap komponen, yaitu :
a. Kegiatan PHBS di lingkungan rumah tangga
1.      Menggunakan air bersih
2.      Menggunakan jamban sehat
3.      Memberantas jentik di rumah
4.      Melakukan aktivitas fisik setiap hari
5.      Tidak merokok
b. Kegiatan PHBS di lingkungan sekolah
1.      Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun
2.      Menjaga kebersihan dan kesehatan kantin sekolah
3.      Menggunakan jamban yang bersih & sehat
4.      Olahraga yang teratur dan terukur
5.      Memberantas jentik nyamuk
6.      Tidak merokok
7.      Membuang sampah pada tempatnya
c. Kegiatan PHBS di lingkungan kerja
1.      Mengadakan kawasan tanpa asap rokok
2.      Bebas jentik
3.      Jamban Sehat
4.      Kesehatan dan keselamatan kerja
5.      Olah raga teratur
d. Kegiatan PHBS di lingkungan umum
1.      Menggunakan jamban sehat
2.      Memberantas jentik nyamuk
3.      Menggunakan Air Bersih
e. Kegiatan PHBS di institusi kesehatan
1.      Menggunakan air bersih
2.      Menggunakan jamban yang bersih & sehat
3.      Membuang sampah pada tempatnya
4.      Tidak merokok
5.      Tidak meludah sembarangan
6.      Memberantas jentik nyamuk
3.1 Kesimpulan

PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan yang berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan manusia
PHBS kesehatan lingkungan adalah perilaku kesehatan yang menciptakan hubungan antara manusia dan lingkungannya yang berakibat mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
Indikator kesehatan lingkungan :

1.      Perumahan bersih dan sehat
2.      Penyediaan air bersih
3.      Penanganan air limbah
4.      Penanganan sampah
5.      Pembuangan kotoran manusia (Tinja)
PHBS Kesehatan Lingkungan di Indonesia masih diirasakan belum memenuhi kebutuhan sanitasi dasar, yaitu sanitasi minimal yang diperlukan agar dapat memenuhi criteria kesehatan pemukiman.


DAFTAR PUSTAKA

http://abahjack.com/rmah-sehat-dalam-lingkungan-yang-sehat.html#more-13
http://www.asho-aceh.org/artikel/Training%20module-HEALTH%20PLAN/PHBS.ppt.
Mukono.2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya
Soemirat, Juli.2004. Kesehatan Lingkungan.Yogyakarta : Gajah Mada University Pres

Sumijatun, et al.2005. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta : EGC

Sunday, June 29, 2014

MAKALAH PENGARUH ROKOK BAGI KESEHATAN

MAKALAH PENGARUH ROKOK BAGI KESEHATAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Siapa yang tidak mengenal rokok ?  Banyak sekali kalangan remaja hingga dewasa gemar merokok, bahkan anak usia dini pun tak jarang kedapatan menghisap benda berbahaya tersebut. Bahaya akan rokok sudah jelas dapat merusak organ tubuh tiap manusia yang mengkonsumsi, bahkan di abad 20 sekitar 100 juta orang telah meninggal akibat rokok. Lima ratus juta orang dewasa yang hidup di muka bumi akan meninggal akibat kebiasaan merokok dan kalau trend ini terus berjalan maka di abad 21 akan ada 1 milyar orang yang meninggal akibat rokok.
Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida. Maka jika kita menghirup rokok, entah sengaja atau tidak sama saja kita menghisap lebih dari 4000 macam racun. Kebiasaan akan merokok tidak hanya merugikan si perokok saja, melainkan merugikan orang sekitarnya.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1.                  Apa itu Rokok ?
2.                  Bagaimana bahayanya rokok bagi kesehatan ?

1.3 Lingkup Kajian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami membatasi pembahasan pada karangan ilmiah ini berdasarkan judul yang kami ambil yaitu, bahaya rokok bagi kesehatan.

1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk menginformasikan serta mendeskripsikan bahaya rokok bagi kesehatan tubuh.


1.5  Manfaat
Manfaatnya yaitu untuk menambah pengetahuan pembaca dan untuk menyadarkan pengkonsumsi rokok agar mereka tahu betapa bahanya rokok bagi kesehatan tubuh.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Sejarah Singkat Rokok
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Tembakau yang biasanya dimanfaatkan untuk pembuatan rokok berasal dari tanaman Nicotiana tabacum L. Tembakau dikenal berasal dari Amerika Utara dan Selatan. Sejarah mencatat di tahun 1942 saat Cristoper Columbus melintasi laut Atlantik untuk pertama kalinya, penduduk asli Amerika yang bermukim di New World memberi hadiah daun Tembakau yang pada waktu itu kental akan unsur mitos sebagai pengusir setan.
Daun-daun tembakau ini oleh Columbus dibawa kembali ke Eropa. Pada perkembangannya tembakau dikenal sebagai obat penenang dan digunakan oleh masyarakat dunia dengan dikunyah atau dihisap dalam bentuk cerutu, rokok, tingwe (lintingan). Merokok kemudian menjadi trend sosial, mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam, seperti Indonesia.

2.2  Kandungan Rokok
Beberapa zat kandungan rokok lainnya dikenal mempunyai efek yang merugikan tulang dan kulit. Anda mungkin terkejut untuk menemukan nama beberapa bahan kimia dalam asap rokok. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1.                  Sianida adalah senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.
2.                  Benzene juga dikenal sebagai bensol merupakan senyawa kimia organik yang mudah terbakar dan cairan tidak berwarna.
3.                  Cadmium sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif yang ditemukan baterai.
4.                  Metanol (alkohol kayu) adalah alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil alkohol.
5.                  Asetilena (bahan bakar yang digunakan dalam obor las) merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.
6.                  Amonia ditemukan di mana-mana di lingkungan tetapi sangat beracun dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.
7.                  Formaldehida cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan mayat.
8.                  Hidrogen sianida adalah racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.
9.                  Arsenik adalah bahan yang terdapat dalam racun tikus.
10.              Sedangkan asap yang dihasilkan rokok mengandung tar.

Tar itu sendiri mengandung banyak bahan beracun ke dalam tubuh. Ini adalah substansi, tebal lengket, dan ketika menghirup itu melekat pada rambut-rambut kecil di paru-paru. Organ ini melindungi paru-paru dari kotoran dan infeksi, tapi ketika tertutup tar organ ini  tidak dapat melakukan fungsinya. Tar juga melapisi dinding sistem respirasi secara keseluruhan, mempersempit tabung yang transportasi udara (yang bronchioles) dan mengurangi elastisitas paru-paru. Yang pada akhirnya menyebabkan kanker paru-paru dan penyakit pernafasan kronis.
Selain itu asap ini juga mengandung karbon monoksida. Karbon monoksida adalah bahan kimia beracun ditemukan dalam asap buangan mobil. Hal inilah yang kemudian bisa menurunkan jumlah oksigen dalam darah dan menghalangi semua kinerja organ pensuply oksigen di dalam tubuh. Karena tubuh kurang oksigen membuat jantung mengalami penebalan dan bekerja lebih keras memompa darah. Inilah penyebab utama seorang perokok bisa mengalami serangan jantung secara mendadak.

2.3  Bahaya Rokok Bagi Kesehatan
Dampak lain yang sebenarnya tidak diketahui oleh para perokok bahwa rokok akan menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan atas seseorang. Mereka yang merokok sering merasa begah, cepat kenyang dan kembung. Rokok juga menyebakan asam lambung naik kembali ke kerongkongan atau refluks yang mencetuskan penyakit GERD. Belum lagi rokok juga dapat merusak gusi serta gigi geligi. Mereka umumnya tidak nafsu makan karena lambungnya sudah terasa penuh dengan gas akibat hirupan asap rokok. Kondisi hipoksia kronis pada seseorang perokok juga dapat mencetuskan penurunan nafsu makan, Oleh karena itu kita sering mendengar seseorang perokok yang berhenti merokok berat badannya akan naik karena nafsu makannya bertambah atau menjadi meningkat setelah berhenti merokok.

Berikut adalah beberapa dampak bahaya merokok bagi tubuh Manusia :
1.           Reproduksi dan Fertilitas: Pengaruh dari merokok terhadap reproduksi dan kesuburan cukup fatal. Merokok dapat meningkatkan risiko impotensi, kerusakan sperma, mengurangi jumlah sperma dan menyebabkan kanker testis.
2.           Mulut dan Gigi: Merokok dapat menyebabkan bau mulut dan gigi bernoda. Hal ini juga dapat menyebabkan penyakit gusi dan kerusakan indera perasa. Penyebab paling serius dari merokok pada area ini adalah peningkatan risiko mengembangkan kanker pada lidah, tenggorokan, dan bibir.
3.           Kulit: Merokok mengurangi jumlah oksigen ke kulit sehingga dapat mempercepat penuaan dan kulit tampak abu-abu.
4.           Tulang: Merokok dapat menyebabkan tulang cepat lemah dan rapuh. Wanita terutamanya, 5-10% lebih mungkin untuk menderita osteoporosis dibandingkan non-perokok.
5.           Perut: Merokok dapat meningkatkan kemungkinan terkena kanker perut dan resiko kanker ginjal, pankreas dan kandung kemih.
6.           Paru-paru: Merokok menyebabkan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). PPOK adalah penyakit progresif yang membuat seseorang sulit untuk bernapas. Banyak perokok tidak tahu bahwa mereka telah terkena penyakit ini hingga sudah terlambat. Tidak ada obat untuk penyakit ini dan tidak ada cara untuk membalikkan kerusakan.
7.           Jantung: Karbon monoksida dari rokok mencuri oksigen darah dan mengarah pada pengembangan kolesterol mengendap di dinding arteri. Efek ini meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Melihat banyaknya kandungan racun dalam rokok yang berbahaya bagi kesehatan tubuh, selain itu rokok dapat menyebabkan kecanduan bagi yang mengkonsumsi seperti diakui oleh pabrik rokok itu sendiri. Maka rokok diharamkan oleh MUI, namun sampai saat ini peringatan itu seakan-akan diabaikan.

3.2  Saran
Adapun tips-tips bagi pecandu rokok untuk berhenti merokok yakni:
1)            Mulai dengan kebiasaan yang baik.
Untuk merubah kebiasaan yang sering di lakukan harus juga dengan melakukan kebiasaan lain,seperti makan permen.makan buah-buahan atau menggigit cengkeh,dan lain-lain.Sebab sering kali yang membuat sulit berhenti merokokadalah karena sugesti untuk merokok yang sudah menjadi kebiasaan.
2)            Tanamkan kesadaran kepada diri pribadi yang kuat untuk berhenti.
Sadarlah bahwa rokok itu adalah racun yang kerjanya sangat lambat tetapi mematikan.Bangunkan kesadaran diri yang kuat dan lihat dengan jelas bahaya yang di akibatkan asap rokok adalah sangat-sangat berbahaya bagi kesehatan dan mulailahuntuk berhenti merokok. Jangan tunggu jantung diri sendiri berhenti lebih dahulu, baru berhenti merokok. Tetapi berhentilah sekarang dan katanlah itu kepada diri sendiri bahwa saya harus berhenti sekarang.
3)            Buat keputusan total untuk berhenti merokok.
Bila mau berhenti merokok harus sekaligus berhenti,jangan setengah-setengah atau jangan seoerti ini;sehari satu batang dahulu,nanti seminggu satu batang juga,lama-lama…,sehari sebungkus lagi.Bulatkan tekat pada diri sendiri bahwa keputusan untuk berhenti merokok tidak bisa di ganggu gugat. Itu adalah keputusan total dan jangan pernah sentuh lagi itusampai kapanpun..!!!
4)            Mulailah dengan pergaulan yang sehat
Pergaulan yang buruk akan membawa pada kebiasaan yang    buruk.Jadi berusahalah jauhi teman- teman yang merokok,tapi bukan bearti memutuskan hubungannya sebagai teman. Bila di tawari katakan dengan sungguh-sungguh bahwa kamu sendiri sudah berhenti merokok dengan perasaan bangga. Sebab mereka juga pasti ingin berhenti tapi tidak mampu saja.Daripada sendiri tertular dan menjadi perokok pasif yangpada akhirnya dapat terkena dampak negatifnya juga dari rokok,lebih baik menjauh. Mulailah memiliki pergaulan yang sehat demi menjaga kesehatan.
5)            Isi jiwa dan raga anda dengan kerohanian.
Hal yang paling perlu di lakukan adalah menyadari bahwa merokok itu membuat kitaterikat dengan rokok dan itu bearti berdosa. Dosa itu adalah kejahatan di mata Tuhan. kita berhenti merokok,kita bukan hanya menjaga tubuh kita tatap sehat,tetapi menyenangkan hati Tuhan juga.Oleh karena itu berhentilah meroko,lakukan dengan kekuatan dan niat yang tulus dan minta pertolongan Tuhan niscaya pasti biasa.


Friday, June 27, 2014

MALAKAH TENTANG HIV AIDS

MALAKAH TENTANG HIV AIDS


A.    Latar Belakang
Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) pertama kali dikenal pada tahun 1981 di Amerika Serikat dan disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV-1). AIDS adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan system kekebalan tubuh; bukan penyakit bawaan tetapi diddapat dari hasil penularan. penyakit ini merupakan persoalan kesehatan masyarakat yang sangat penting di beberapa negara dan bahkan mempunyai implikasi yang bersifat internasional dengan angka moralitas yang peresentasenya di atas 80 pada penderita 3 tahun setelah timbulnya manifestasi klinik AIDS. Pada tahun 1985 Cherman dan Barre-Sinoussi melaporkan bahwa penderita AIDS di seluruh dunia mencapai angka lebih dari 12.000 orang dengan perincian, lebih dari 10.000 kasus di Amerika Serikat, 400 kasus di Francis dan sisanya di negara Eropa lainnya, Amerika Latin dan Afrika. Pada pertengahan tahun 1988, sebanyak lebih dari 60.000 kasus yang ditegakkan diagnosisnya sebagai AIDS di Amerika Serikat telah dilaporkan pada Communicable Disease Centre (CDC) dan lebih dari setengahnya meninggal. Kasus-kasus AIDS baru terus-menerus di monitor untuk ditetapkan secara pasti diagnosisnya. Ramalan baru-baru ini dari United States Public Health Service menyatakan, bahwa pada akhir tahun 1991, banyaknya kasus AIDS secara keseluruhan di Amerika Serikat doperkirakan akan meningkat paling sedikit menjadi 270.000 dengan 179.000 kematian. Juga telah diperkirakan, bahwa 74.000 kasus baru dapat di diagnosis dan 54.000 kematian yang berhubungan dengan AIDS dapat terjadi selama tahun 1991 saja. Sebagai perbandingan dapat dikemukakan, kematian pasukan Amerika selama masa perang di Vietnam berjumlah 47.000 korban.
Selain itu, berdasarkan data Departemen kesehatan (Depkes) pada periode Juli-September 2006 secara kumulatif tercatat pengidap HIV positif di tanah air telah mencapai 4.617 orang dan AIDS 6.987 orang. Menderita HIV/AIDS di Indonesia dianggap aib, sehingga dapat menyebabkan tekanan psikologis terutama pada penderitanya maupun pada keluarga dan lingkungan disekeliling penderita.
Secara fisiologis HIV menyerang sisitem kekebalan tubuh penderitanya. Jika ditambah dengan stress psikososial-spiritual yang berkepanjangan pada pasien terinfeksi HIV, maka akan mempercepat terjadinya AIDS, bahkan meningkatkan angka kematian. Menurut Ross (1997), jika stress mencapai tahap kelelahan (exhausted stage), maka dapat menimbulkan kegagalan fungsi system imun yang memperparah keadaan pasien serta mempercepat terjadinya AIDS. Modulasi respon imun penderita HIV/AIDS akan menurun secara signifikan, seperti aktivitas APC (makrofag); Thl (CD4); IFN ; IL-2; Imunoglobulin A, G, E dan anti-HIV. Penurunan tersebut akan berdampak terhadap penurunan jumlah CD4 hingga mencapai 180 sel/ l per tahun.
Pada umumnya, penanganan pasien HIV memerlukan tindakan yang hampir sama. Namun berdasarkan fakta klinis saat pasien control ke rumah sakit menunjukkan adanya perbedaan respon imunitas (CD4). Hal tersebut menunjukkan terdapat factor lain yang berpengaruh, dan factor yang diduga sangat berpengaruh adalah stress.
Stress yang dialami pasien HIV menurut konsep psikoneuroimunologis, stimulusnya akan melalui sel astrosit pada cortical dan amigdala pada system limbic berefek pada hipotalamus, sedangkan hipofisis akan menghasilkan CRF (Corticotropin Releasing Factor). CRF memacu pengeluaran ACTH (Adrenal corticotropic hormone) untuk memengaruhi kelenjar korteks adrenal agar menghasilkan kortisol. Kortisol ini bersifat immunosuppressive terutama pada sel zona fasikulata. Apabila stress yang dialami pasien sangat tinggi, maka kelenjar adrenal akan menghasilkan kortisol dalam jumlah besar sehingga dapat menekan system imun (Apasou dan Sitkorsky,1999), yamg meliputi aktivitas APC (makrofag); Th-1 (CD4); sel plasma; IFN ; IL-2;IgM-IgG, dan Antibodi-HIV (Ader,2001).
Perawat merupakan factor yang berperan penting dalam pengelolaan stress, khususnya dalam memfasilitasi dan mengarahkan koping pasien yang konstruktif agar pasien dapat beradaptasi dengan sakitnya. Selain itu perawat juga berperan dalam pemberian dukungan social berupa dukungan emosional, informasi, dan material (Batuman, 1990; Bear, 1996; Folkman Dan Lazarus, 1988).
Salah satu metode yang digunakan dalam penerapan teknologi ini adalah model asuhan keperawatan. Pendekatan yang digunakan adalah strategi koping dan dukungan social yang bertujuan untuk mempercepat respon adaptif pada pasien terinfeksi HIV, meliputi modulasi respon imun (Ader, 1991 ; Setyawan, 1996; Putra, 1990), respon psikologis, dan respon social (Steward, 1997). Dengan demikian, penelitian bidang imunologi memilki empat variable yakni, fisik, kimia, psikis, dan social, dapat membuka nuansa baru untuk bidang ilmu keperawatan dalam mengembangkan model pendekatan asuhan keperawatan yang berdasarkan pada paradigm psikoneuroimunologi terhadap pasien HIV (Nursalam, 2005).

B.     Rumusan Masalah

1.            Apakah  pengertian dari HIV/AIDS ?
2.            Bagaimana patofisiologi virus HIV ?
3.            Bagaimana manifestasi klinik dan pemeriksaan penunjang dalam penanganan penularan virus HIV/AIDS ?

C.    Tujuan

1.            Mengetahui pengertian HIV/AIDS serta memahami bahayanya.
2.            Mengetahui dan memahami patofisiologi virus HIV.
3.            Mengetahui dan mendeskripsikan manifestasi klinik dan pemeriksaan penunjang dalam menangani penularan virus HIV/AIDS.

A.        Pengertian HIV/AIDS
AIDS atau Sindrom Kehilangan Kekebalan tubuh adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia seesudah system kekebalannya dirusak oleh virus HIV. Akibat kehilangan kekebalan tubuh, penderita AIDS mudah terkena bebrbagai jenis infeksi bakteri, jamur, parasit, dan virus tertentu yang bersifat oportunistik. Selain itu penderita AIDS sering kali menderita keganasan,khususnya sarcoma Kaposi dan imfoma yang hanya menyerang otak. Virus HIV adalah retrovirus yang termasuk dalam family lentivirus. Retrovirus mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA pejamu untuk membentuk virus DNA dan dikenali selam periode inkubasi yang panjang. Seperti retrovirus yang lain, HIV menginfeksi tubuh dengan periode imkubasi yang panjang (klinik-laten), dan utamanya menyebabkan munculnya tanda dan gejala AIDS. HIV menyebabkan beberapa kerusakan system imun dan menghancurkannya. Hal tersebut terjadi dengan menggunakan DNA dari CD4+ dan limfosit untuk mereplikasi diri. Dalam prose itu, virus tersebut menghancurkan CD4+ dan limfosit.
Secara structural morfologinya, bentuk HIV terdiri atas sebuah silinder yang dikelilingi pembungkus lemak yang melingkar-melebar. Pada pusat lingkaran terdapat untaian RNA. HIV mempunyai 3 gen yang merupakan komponen funsional dan structural. Tiga gen tersebut yaitu gag, pol, dan env. Gag berarti group antigen, pol mewakili polymerase, dan env adalah kepanjangan dari envelope (Hoffmann, Rockhstroh, Kamps,2006). Gen gag mengode protein inti. Gen pol mengode enzim reverse transcriptase, protease, integrase. Gen env mengode komponen structural HIV yang dikenal dengan glikoprotein. Gen lain yang ada dan juga penting dalam replikasi virus, yaitu : rev, nef, vif, vpu, dan vpr.




Siklus Hidup  HIV
Sel pejamu yang terinfeksi oleh HIV memiliki waktu hidup sangat pendek; hal ini berarti HIV secara terus-menerus menggunakan sel pejamu baru untuk mereplikasi diri. Sebanyak 10 milyar virus dihasilkan setiap harinya. Serangan pertama HIV akan tertangkap oleh sel dendrite pada membrane mukosa dan kulit pada 24 jam pertama setelah paparan. Sel yang terinfeksi tersebut akan membuat jalur ke nodus limfa dan kadang-kadang ke pembuluh darah perifer selama 5 hari setelah papran, dimana replikasi virus menjadi semakin cepat.
Siklus hidup HIV dapat dibagi menjadi 5 fase, yaitu :
·                  Masuk dan mengikat
·                  Reverse transkripstase
·                  Replikasi
·                  Budding
·                  Maturasi

Tipe HIV
Ada 2 tipe HIV yang menyebabkan AIDS: HIV-1 dan HIV-2.
HIV-1 bermutasi lebih cepat karena reflikasi lebih cepat. Berbagai macam subtype dari HIV-1 telah d temukan dalam daerah geografis yang spesifik dan kelompok spesifik resiko tinggi
Individu dapat terinfeksi oleh subtipe yang berbeda. Berikut adalah subtipe HIV-1 dan distribusi geografisnya:
·         Sub tipe A: Afrika tengah
·         Sub tipe B: Amerika selatan,brasil,rusia,Thailand
·         Sub tipe C: Brasil,india,afrika selatan
·         Sub tipe D: Afrika tengah
·         Sub tipe E:Thailand,afrika tengah
·         Sub tipe F: Brasil,Rumania,Zaire
·         Sub tipe G: Zaire,gabon,Thailand
·         Sub tipe H: Zaire,gabon
·         Sub tipe O: Kamerun,gabon
·         Sub tipe C sekarang ini terhitung lebih dari separuh dari semua infeksi HIV baru d seluruh dunia
B.         Etiologi
HIV ialah retrovirus yang di sebut lymphadenopathy Associated virus (LAV) atau human T-cell leukemia virus 111  (HTLV-111) yang juga di sebut human T-cell lymphotrophic virus (retrovirus) LAV di temukan oleh montagnier dkk. Pada tahun 1983 di prancis, sedangkan HTLV-111 di temukan oleh Gallo di amerika serikat pada tahun berikutnya. Virus yang sama ini ternyata banyak di temukan di afrika tengah. Sebuah penelitian pada 200 monyet hijau afrika,70% dalam darahnya mengandung virus tersebut tampa menimbulkan penyakit. Nama lain virus tersebut ialah HIV.
Hiv TERDIRI ATAS hiv-1 DAN hiv-2 terbanyak karena HIV-1 terdiri atas dua untaian RNA dalam inti protein yang di lindungi envelop lipid asal sel hospes.
Virus AIDS bersifat limpotropik khas dan mempunyai kemampuan untuk merusak sel darah putih spesifik yang di sebut limposit T-helper atau limposit pembawa factor T4 (CD4). Virus ini dapat mengakibatkan penurunan jumlah limposit T-helper secara progresif dan menimbulkan imunodefisiensi serta untuk selanjut terjadi infeksi sekunder atau oportunistik oleh kuman,jamur, virus dan parasit serta neoplasma. Sekali virus AIDS menginfeksi seseorang, maka virus tersebut akan berada dalam tubuh korban untuk seumur hidup. Badan penderita akan mengadakan reaksi terhapat invasi virus AIDS dengan jalan membentuk antibodi spesifik, yaitu antibodi HIV, yang agaknya tidak dapat menetralisasi virus tersebut dengan cara-cara yang biasa sehingga penderita tetap akan merupakan individu yang infektif dan merupakan bahaya yang dapat menularkan virusnya pada orang lain di sekelilingnya. Kebanyakan orang yang terinfeksi oleh virus AIDS hanya sedikit yang menderita sakit atau sama sekali tidak sakit, akan tetapi pada beberapa orang perjalanan sakit dapat berlangsung dan berkembang menjadi AIDS yang full-blown.

C.    Patofisiologi Virus HIV/AIDS
1.            Mekanisme system imun yang normal
Sistem imun melindungi tubuh dengan cara  mengenali bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh, dan bereaksi terhadapnya. Ketika system imun melemah atau rusak oleh virus seperti virus HIV, tubuh akan lebih mudah terkena infeksi oportunistik. System imun terdiri atas organ dan jaringan limfoid, termasuk di dalamnya sumsum tulang, thymus, nodus limfa, limfa, tonsil, adenoid, appendix, darah, dan limfa.
·         Sel B
Fungsi utama sel B adalah sebagai imunitas antobodi humoral. Masing-masing sel B mampu mengenali antigen spesifik dan mempunyai kemampuan untuk mensekresi antibodi  spesifik. Antibody bekerja dengan cara membungkus antigen, membuat antigen lebih mudah untuk difagositosis (proses penelanan dan pencernaan antigen oleh leukosit dan makrofag. Atau dengan membungkus antigen dan memicu system komplemen (yang berhubungan dengan respon inflamasi).
·         Limfosit T
Limfosit T atau sel T mempunyai 2 fungsi utama yaitu :
a.              Regulasi sitem imun
b.              Membunuh sel yang menghasilkan antigen target khusus.
Masing-masing sel T mempunyai marker permukaan seperti CD4+, CD8+, dan CD3+, yang membedakannya dengan sel lain. Sel CD4+ adalah sel yang membantu mengaktivasi sel B, killer sel dan makrofag saat terdapat antigen target khusus. Sel CD8+ membunuh sel yang terinfeksi oleh virus atau bakteri seperti sel kanker.
·         Fagosit
·         Komplemen
2.            Penjelasan dan komponen utama dari siklus hidup virus HIV
Secara structural morfologinya, bentuk HIV terdiri atas sebuah silinder yang dikelilingi pembungkus lemak yang melingkar-melebar. Pada pusat lingkaran terdapat untaian RNA. HIV mempunyai 3 gen yang merupakan komponen funsional dan structural. Tiga gen tersebut yaitu gag, pol, dan env. Gag berarti group antigen, pol mewakili polymerase, dan env adalah kepanjangan dari envelope (Hoffmann, Rockhstroh, Kamps,2006). Gen gag mengode protein inti. Gen pol mengode enzim reverse transcriptase, protease, integrase. Gen env mengode komponen structural HIV yang dikenal dengan glikoprotein. Gen lain yang ada dan juga penting dalam replikasi virus, yaitu : rev, nef, vif, vpu, dan vpr.

Siklus Hidup  HIV
Sel pejamu yang terinfeksi oleh HIV memiliki waktu hidup sangat pendek; hal ini berarti HIV secara terus-menerus menggunakan sel pejamu beru untuk mereplikasi diri. Sebanyak 10 milyar virus dihasilkan setiap harinya. Serangan pertama HIV akan tertangkap oleh sel dendrite pada membrane mukosa dan kulit pada 24 jam pertama setelah paparan. Sel yang terinfeksi tersebut akan membuat jalur ke nodus limfa dan kadang-kadang ke pembuluh darah perifer selama 5 hari setelah papran, dimana replikasi virus menjadi semakin cepat.
Siklus hidup HIV dapat dibagi menjadi 5 fase, yaitu :
·         Masuk dan mengikat
·         Reverse transkripstase
·         Replikasi
·         Budding
·         Maturasi
3.      Tipe dan sub-tipe dari virus HIV.
Ada 2 tipe HIV yang menyebabk
an AIDS: HIV-1 yang HIV-2. HIV-1 bermutasi lebih cepat karena reflikasi lebih cepat. Berbagai macam subtype dari HIV-1 telah d temukan dalam daerah geografis yang spesifik dan kelompok spesifik resiko tinggi
Individu dapat terinfeksi oleh subtipe yang berbeda. Berikut adalah subtipe HIV-1 dan distribusi geografisnya:
·         Sub tipe A: Afrika tengah
·         Sub tipe B: Amerika selatan,brasil,rusia,Thailand
·         Sub tipe C: Brasil,india,afrika selatan
·         Sub tipe D: Afrika tengah
·         Sub tipe E:Thailand,afrika tengah
·         Sub tipe F: Brasil,Rumania,Zaire
·         Sub tipe G: Zaire,gabon,Thailand
·         Sub tipe H: Zaire,gabon
·         Sub tipe O: Kamerun,gabon
·         Sub tipe C sekarang ini terhitung lebih dari separuh dari semua infeksi HIV baru d seluruh dunia.

4.      Efek dari virus HIV terhadap system imun
·         Infeksi Primer atau Sindrom Retroviral Akut (Kategori Klinis A)
Infeksi primer berkaitan dengan periode waktu di mana HIV pertama kali masuk ke dalam tubuh. Pada waktu terjadi infeksi primer, darah pasien menunjukkan jumlah virus yang sangat tinggi, ini berarti banyak virus lain di dalam darah. Sejumlah virus dalam darah atau plasma per millimeter mencapai 1 juta. Orang dewasa yang baru terinfeksi sering menunjukkan sindrom retroviral akut. Tanda dan gejala dari sindrom retrovirol akut ini meliputi : panas, nyeri otot, sakit kepala, mual, muntah, diare, berkeringat di malam hari, kehilangan berat badan, dan timbul ruam. Tanda dan gejala tersebut biasanya muncul dan terjadi 2-4 minggu setelah infeksi, kemudian hilang atau menurun setelah beberapa hari dan sering salah terdeteksi sebagai influenza atau infeksi mononucleosis. Selama imfeksi primer jumlah limfosit CD4+ dalam darah menurun dengan cepat. Target virus ini adalah limfosit CD4+ yang ada di nodus limfa dan thymus. Keadaan tersebut membuat individu yang terinfeksi HIV rentan terkena infeksi oportunistik dan membatasi kemampuan thymus untuk memproduksi limfosit T. Tes  antibody HIV dengan menggunakan enzyme linked imunoabsorbent assay (EIA) akan menunjukkan hasil positif.

5.      Cara penularan HIV/AIDS
Virus HIV menular melalui enam cara penularan, yaitu :
1.            Hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS
Hubungan seksual secara vaginal, anal, dan oral dengan penderita HIV tanpa perlindungan bisa menularkan HIV. Selama hubungan seksual berlangsung, air mani, cairan vagina, dan darah dapat mengenai selaput lender vagina, penis, dubur, atau mulut sehingga HIV yang terdapat dalam cairan tersebut masuk ke aliran darah (PELKESI, 1995). Selama berhubungan juga bisa terjadi lesi mikro pada dinding vagina, dubur, dan mulut yang bisa menjadi jalan HIV untuk masuk ke aliran darah pasangan seksual (Syaiful, 2000).
2.            Ibu pada bayinya
Penularan HIV dari ibu pada saat kehamilan (in utero). Berdasarkan laporan CDC Amerika, prevalensi HIV dari ibu ke bayi adalah 0,01% sampai 0,7%. Bila ibu baru terinfeksi HIV dan belum ada gejala AIDS, kemungkinan bayi terinfeksi sebanyak 20% sampai 35%, sedangkan kalau gejala AIDS sudah jelas pada ibu kemungkinannya mencapai 50% (PELKESI, 1995). Penularan juga terjadi selama proses persalinan melalui transfuse fetomaternal atau kontak antara kulit atau membrane mukosa bayi dengan darah atau sekresi maternal saat melahirkan (Lily V, 2004).
3.            Darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS
Sangat cepat menularkan HIV karena virus langsung masuk ke pembuluh darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
4.            Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril
Alat pemeriksaan kandungan seperti speculum,tenakulum, dan alat-alat lain yang darah,cairan vagina atau air mani yang terinfeksi HIV,dan langsung di gunakan untuk orang lain yang tidak terinfeksi bisa menularkan HIV.(PELKESI,1995).
5.            Alat-alat untuk menoleh kulit
Alat tajam dan runcing seperti jarum,pisau,silet,menyunat seseorang, membuat tato,memotong rambut,dan sebagainya bisa menularkan HIV sebab alat tersebut mungkin di pakai tampa disterilkan terlebih dahulu.
6.            Menggunakan jarum suntik secara bergantian
Jarum suntik yang di gunakan di fasilitas kesehatan,maupun yang di gunakan oleh parah pengguna narkoba (injecting drug user-IDU) sangat berpotensi menularkan HIV. Selain jarum suntik, pada para pemakai IDU secara bersama-sama juga mengguna tempat penyampur, pengaduk,dan gelas pengoplos obat,sehingga berpotensi tinggi untuk menularkan
HIV tidak menular melalui peralatan makan,pakaian,handuk,sapu tangan,toilet yang di pakai secara bersama-sama,berpelukan di pipi,berjabat tangan,hidup serumah dengan penderita HIV/AIDS, gigitan nyamuk,dan hubungan social yang lain.
D.    Manifestasi Klinis
Gejala dini yang sering dijumpai berupa eksantem, malaise, demam yang menyerupai flu biasa sebelum tes serologi positif. Gejala dini lainnya berupa penurunan berat badan lebih dari 10% dari berat badan semula, berkeringat malam, diare kronik, kelelahan, limfadenopati. Beberapa ahli klinik telah membagi beberapa fase infeksi HIV yaitu :
1.      Infeksi HIV Stadium Pertama
Pada fase pertama terjadi pembentukan antibodi dan memungkinkan juga terjadi gejala-gejala yang mirip influenza atau terjadi pembengkakan kelenjar getah bening.
2.      Persisten Generalized Limfadenopati
Terjadi pembengkakan kelenjar limfe di leher, ketiak, inguinal, keringat pada waktu malam atau kehilangan berat badan tanpa penyebab yang jelas dan sariawan oleh jamur kandida di mulut.
3.      AIDS Relative Complex (ARC)
 Virus sudah menimbulkan kemunduran pada sistem kekebalan sehingga mulai terjadi berbagai jenis infeksi yang seharusnya dapat dicegah oleh kekebalan tubuh. Disini penderita menunjukkan gejala lemah, lesu, demam, diare, yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya dan berlangsung lama, kadang-kadang lebih dari satu tahun, ditambah dengan gejala yang sudah timbul pada fase kedua.
4.      Full Blown AIDS.
Pada fase ini sistem kekebalan tubuh sudah rusak, penderita sangat rentan terhadap infeksi sehingga dapat meninggal sewaktu-waktu. Sering terjadi radang paru pneumocytik, sarcoma kaposi, herpes yang meluas, tuberculosis oleh kuman opportunistik, gangguan pada sistem saraf pusat, sehingga penderita pikun sebelum saatnya. Jarang penderita bertahan lebih dari 3-4 tahun, biasanya meninggal sebelum waktunya.





E.     Komplikasi
a.       Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis, peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral, nutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan dan cacat.
b.      Neurologik
1.      dimensia AIDS karena serangan langsung Human Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan kepribadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia, dan isolasi social.
2.      Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia, ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek : sakit kepala, malaise, demam, paralise, total / parsial.
3.      Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan maranik endokarditis.
4.      Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human Immunodeficienci Virus (HIV)
c.       Gastrointestinal
1.      Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma, dan sarcoma   Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan,anoreksia,demam,malabsorbsi, dan dehidrasi.
2.      Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam atritis.
3.      Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-gatal dan siare.
d.      Respirasi
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza, pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas pendek  ,batuk, nyeri, hipoksia, keletihan, dan gagal nafas.
e.       Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder dan sepsis.
f.       Sensorik
·         Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan
·         Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan pendengaran dengan efek nyeri.
F.     Pemeriksaan Penunjang
1.      Konfirmasi diagnosis dilakukan dengan uji antibody terhadap antigen virus structural. Hasil positif palsu dan negative palsu jarang terjadi.
2.      Untuk transmisi vertical (antibody HIV positif) dan serokonversi (antibody HIV negative), serologi tidak berguna dan RNA HIV harus diperiksa. Diagnosis berdasarkan pada amflikasi asam nukleat.
3.      Untuk memantau progresi penyakit, viral load (VL) dan hitung DC4 diperiksa secara teratur (setiap8=12 minggu). Pemeriksaan VL sebelum pengobatan menentukan kecepatan penurunan CD4, dan pemeriksaan pascapengobatan (didefinisikan sebagai VL <50 kopi/mL). menghitung CD4 menetukan kemungkinan komplikasi, dan menghitung CD4 >200 sel/mm3 menggambarkan resiko yang terbatas. Adapun pemeriksaan penunjang dasar yang diindikasikan adalah sebagai berikut :
Semua pasien                                                CD4 <200 sel/mm3
Antigen permukaan HBV*                           Rontgen toraks
Antibody inti HBV+                                    RNA HCV
Antibody HCV                                             Antigen kriptokukus
Antibody IgG HAV                                     OCP tinja
Antibody Toxoplasma                                  
Antibody IgG sitomegalovirus                     CD4 <100 sel/mm3
Serologi Treponema                                      PCR sitomegalovirus
Rontgen toraks                                             Funduskopi dilatasi
Skrining GUM                                              EKG
Sitologi serviks (wanita)                               Kultur darah mikrobakterium

·         HAV, hepatitis A, HBV, hepatitis B, HCV, hepatitis C
·         *Antigen/antibody e HBV dan DNA HBV bila positif.
·         + Antibodi permukaan HBV bila negative dan riwayat imunisasi
·         Bila terdapat kontak/riwayat tuberculosis sebelumnya, pengguna obat suntik dan pasien dari daerah endemic tuberculosis.
4.      ELISA (Enzyme-Linked ImmunoSorbent Assay) adalah metode yang digunakan menegakkan diagnosis HIV dengan sensitivitasnya yang tinggi yaitu sebesar 98,1-100%. Biasanya tes ini memberikan hasil positif 2-3 bulan setelah infeksi.
5.      WESTERN blot adalah metode yang digunakan menegakkan diagnosis HIV dengan sensitivitasnya yang tinggi yaitu sebesar 99,6-100%. Pemeriksaanya cukup sulit, mahal, dan membutuhkan waktu sekitar 24 jam.
6.      PCR (polymerase Chain Reaction), digunakan untuk :
a.       Tes HIV pada bayi, karena zat antimaternal masih ada pada bayi yang dapat menghambat pemeriksaan secara serologis. Seorang ibu yan menderita HIV akan membentuk zat kekebalan untuk melawan penyakit tersebut. Zat kekbalan itulah yang diturunkan pada bayi melalui plasenta yang akan mengaburkan hasil pemeriksaan, seolah-olah sudah ada infeksi pada bayi tersebut. (catatan : HIV sering merupakan deteksi dari zat anti-HIV bukan HIV-nya sendiri).
b.      Menetapakan status infeksi individu yang seronegatif pada kelompok berisiko tinggi.
c.       Tes pada kelompok berisiko tinggi sebelum terjadi serokonversi.
d.      Tes konfirmasi untuk HIV-2, sebab ELISA mempunyai sensitivitas rendah untuk HIV-2.
7.      Serosurvei, untuk mengetahui prevalensi pada kelompok berisiko, dilaksanakan 2 kali pengujian dengan reagen yang berbeda.
8.      Pemeriksaan dengan rapid test (dipstick).

G.    Tata Laksana HIV
Belum ada penyembuhan untuk AIDS, jadi perlu dilakukan pencegahan Human Immunodeficiency Virus (HIV) untuk mencegah terpajannya Human Immunodeficiency Virus (HIV), bisa dilakukan dengan :
1.      Melakukan abstinensi seks / melakukan hubungan kelamin dengan pasangan yang tidak terinfeksi.
2.      Memeriksa adanya virus paling lambat 6 bulan setelah hubungan seks terakhir yang tidak terlindungi.
3.      Menggunakan pelindung jika berhubungan dengan orang yang tidak jelas status Human Immunodeficiency Virus (HIV) nya.
4.      Tidak bertukar jarum suntik,jarum tato, dan sebagainya.
5.      Mencegah infeksi kejanin / bayi baru lahir.

Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka pengendaliannya yaitu :
1.                  Pengendalian Infeksi Opurtunistik
Bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi opurtunistik, nasokomial, atau sepsis. Tidakan pengendalian infeksi yang aman untuk mencegah kontaminasi bakteri dan komplikasi penyebab sepsis harus dipertahankan bagi pasien dilingkungan perawatan kritis.
2.                  Terapi AZT (Azidotimidin)
Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat antiviral AZT yang efektif terhadap AIDS, obat ini menghambat replikasi antiviral Human Immunodeficiency Virus (HIV) dengan menghambat enzim pembalik traskriptase. AZT tersedia untuk pasien AIDS yang jumlah sel T4 nya <>3 . Sekarang, AZT tersedia untuk pasien dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) positif asimptomatik dan sel T4 > 500 mm3
3.                  Terapi Antiviral Baru
Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas system imun dengan menghambat replikasi virus / memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obat ini adalah :
1.            Didanosine
2.            Ribavirin
3.            Diedoxycytidine
4.            Recombinant CD 4 dapat larut
4.                  Vaksin dan Rekonstruksi Virus
Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti interferon, maka perawat unit khusus perawatan kritis dapat menggunakan keahlian dibidang proses keperawatan dan penelitian untuk menunjang pemahaman dan keberhasilan terapi AIDS.
5.                  1Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat terlarang, makan-makanan sehat,hindari stress,gizi yang kurang,alcohol dan obat-obatan yang mengganggu fungsi imun.
6.                  Menghindari infeksi lain, karena infeksi itu dapat mengaktifkan sel T dan mempercepat reflikasi Human Immunodeficiency Virus (HIV).

DAFTAR PUSTAKA

Widoyono. 2005. Penyakit Tropis: Epidomologi, penularan, pencegahan, dan pemberantasannya.. Jakarta: Erlangga Medical Series
Muhajir. 2007. Pendidkan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung: Erlangga
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1993. Mikrobiolog Kedokteran. Jakarta Barat: Binarupa Aksara
Djuanda, adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Mandal,dkk. 2008. Penyakit Infeksi. Jakarta: Erlangga Medical Series